Hai, my blog! It’s been a long
time! Wkwk. Aku bingung mau ngepost apa di sini, karena sekarang udah jarang
banget bikin cerpen. Karena pandemi covid-19 yang belum selesai juga, akhirnya
terpaksa diem terus di rumah dan ngabisin waktu buat nonton :D iya gais, gw se-nolep
dan se-ansos itu :p
Tapi kata orang, semua pasti
bakal ada waktunya. Cuman gw bertanya-tanya, kapan ‘waktu’ yang dimaksud itu
bakalan tiba?
Anyway, jadi aku sempet nonton
ulang beberapa film lama belakangan ini. Selain Harry Potter sama The Maze
Runner yang selalu aku puter ulang, aku juga nonton salah satu film horor
besutan Australia yang berjudul WOLF CREEK 2 yang dirilis pada tahun 2013.
Film yang ditulis Greg McLean
& Aaron Sterns, serta disutradarai oleh Greg McLean ini menceritakan kisah
para backpacker atau para turis asing yang berpetualang di tanah Australia,
kemudian dibunuh secara sadis oleh psikopat yang memberi mereka tumpangan.
Jadi katanya, film ini diangkat
dari sebuah kisah nyata yang menimpa salah satu turis asal Inggris bernama Paul
Onions ketika dia melakukan petualangan di daerah pedalaman Australia. Pelaku
pembunuhan yang bernama Ivan Milat ini biasanya mencari mangsa di sepanjang
jalan antara Sidney dan Melbourne. Pola pembunuhannya adalah dengan menculik
korban, lalu membunuhnya dengan sadis, salah satunya dengan cara memutilasi tubuh
korban. Paul Onions sendiri, saat itu tengah melakukan perjalanan dan Ivan
Milat menepi untuk memberikan tumpangan. Saat Onions melihat tali dan pistol di
dalam mobil, ia menyadari bahwa ia dalam bahaya besar. Onions yang berhasil
kabur dari kejahatan Ivan, secara tidak langsung membuat polisi berhasil
mengungkap beberapa pembunuhan yang terjadi sebelumnya. Untuk info lengkapnya
soal peristiwa ini, bisa kunjungi link di bawah:
Untuk filmnya sendiri, Greg McLean
benar-benar menyajikan sesuatu yang ‘kelam’. Sebagai permulaan, sutradara
sekaligus penulis skenario film tersebut bahkan telah menunjukkan kematian dua
orang polisi jalanan dengan cara yang begitu tragis. Dan siapa lagi pelakunya
kalau bukan si psikopat itu? Di dalam film, pembunuh yang bernama Mick Taylor
(John Jarratt) ini adalah seorang pemburu babi. Alasan kenapa dia membunuh
kedua polisi tersebut adalah karena ia dituduh telah melewati batas kecepatan
dalam berkendara, alias si Mick ini dituduh ngebut padahal mah enggak, gais.
Kedua polisi ini sebenernya lagi gak ada kerjaan aja dan iseng buat nilang si
Mick, tapi dari niat iseng itu malah berubah jadi malapetaka.
Pembunuhan kedua, terjadi ketika
pasangan turis yang berasal dari Jerman melakukan petualangan mereka di
Australia. Selama perjalanan, mereka mendapat tumpangan beberapa kali dan
singgah di beberapa tempat untuk beristirahat. Tapi pada suatu hari, mereka
gagal mendapatkan tumpangan dan berakhir dengan mendirikan tenda di sebuah
taman nasional yang berada di tengah padang pasir. Pokoknya gitu, gw lupa nama
tempatnya astaghfirullah :’( Yang jelas, mereka itu habis ngunjungin daerah
kawah yang terkenal di Australia yang bernama ‘Wolf Creek’.
Nah, si Mick ini ternyata nemuin
perkemahan mereka dan pura-pura ngisengin mereka dengan bilang kalau mereka tuh
gak boleh ngediriin tenda di sini. Tapi ujungnya, pria tua itu pun malah
membunuh turis laki-laki dengan cara menusuk punggungnya beberapa kali. Pacarnya
histeris dong, waktu lihat si Mick bunuh cowoknya. Di sini juga sempet ada
perlawanan dari si cewek, dan cowoknya sempet ngelawan juga. Tapi karena Mick
badannya lebih gede dan lebih ‘berpengalaman’, ia pun berhasil menggorok kepala
si cowok di depan ceweknya sendiri! Aduh asli gw lupa namanya dan males buka
filmnya lagi wkwk. Tak sampai di situ, tubuh si cowok ini dimutilasi di bagian
belakang bak mobilnya. Ceweknya sempat pingsan setelah dianiaya sama Mick, dan
ketika dia sadar, akhirnya dia pun mencoba melarikan diri.
Dan di sinilah dia ketemu sama
backpacker lain yang lagi berkendara. Cowok bernama Paul Hammersmith (Ryan
Corr) ini, akhirnya membantu cewek tersebut dan memberikannya tumpangan. Namun
niat baik Paul ternyata malah ikut membuatnya terseret ke dalam bahaya. Mick
yang mengikuti mereka, berhasil menembakkan peluru ke mobil Paul. Tapi
sayangnya, malah cewek yang diincar Mick itu yang kena. Ini merinding gw
ngetiknya weh, serem banget ini si Mick emang pen gw tendang -3- Apalagi tim
produksi bikin visual lukanya itu detail banget!
Tak sampai di situ, Paul masih
berusaha untuk kabur dari kejaran Mick. Sempat terjadi kejar-kejaran lagi yang
berakhir dengan jatuhnya mobil Paul ke dalam lembah/jurang. Mick yang pada
dasarnya memang berjiwa psikopat, tentu tidak akan membiarkan mainannya lolos
begitu saja.
Setelah lama berjalan melewati
padang pasir di daerah yang tak ia kenali, Paul berhasil menemukan sebuah
rumah. Ia ditolong oleh pasangan tua yang tinggal di sana. Tapi lagi-lagi, Mick
menemukan rumah itu dan terjadilah pembunuhan lain. Kedua lansia yang berniat
baik menolong Paul pun harus tertembak mati karena kelakuan Mick.
Paul sempat kabur, tapi akhirnya
berhasil diculik ke markas pribadi Mick Taylor. Selama disekap, Paul berusaha
untuk mengobrol dengan Mick agar fokus psikopat itu teralihkan. Paul juga
sempat melakukan perlawanan dan hampir bisa kabur dari tempat mengerikan itu.
Ternyata, di sana Mick telah banyak menumpuk korban penculikan dan pembunuhan
sebelumnya.
Namun pada akhirnya, Paul
terbangun di pinggir kota dengan hanya mengenakan pakaian dalam dan luka di
seluruh tubuhnya. Ia ditemukan oleh polisi dan dideportasi ke negara asalnya di
Inggris. Kalau gak salah, Paul juga sempat dituduh melakukan semua penculikan
dan pembunuhan itu, lho. Tapi dia benar-benar kena serangan mental akibat
kejadian mengerikan tersebut. Di dalam film, kasus Mick Taylor tidak pernah
terungkap.
Sebenarnya film ini merupakan
sekuel dari film sebelumnya yang berjudul sama. Tapi aku belum pernah nonton
film yang pertama wkwk. Film yang kedua aja udah banyak adegan berdarah,
apalagi film yang pertama. Bakal seserem apa ya, kayaknya?
I highly recommend this film,
buat kamu yang emang hobi nonton horor apalagi yang banyak darah sama
pembunuhannya. Tapi kalau kamu punya fobia pas liat cairan-cairan merah,
mending jangan ditonton heem. Ini sadis. Tapi salut banget sama akting John
Jarratt sama Ryan Corr di sini, bikin jantungan mulu. Terus tempat syuting
mereka yang emang berlatar kawah dan padang pasir juga bikin film ini berhasil
menunjukkan keindahan alam di Australia. Bener-bener cantik pokoknya!
0 komentar:
Posting Komentar