Jumat, 24 September 2021

SQUID GAME : Permainan Anak-anak yang Merenggut Nyawa! (Review)


Ini dia salah satu serial netflix terbaru yang berhasil mencuri perhatian. Squid Game, dari judulnya aja udah aneh dan bikin penasaran, kan? Ditulis serta disutradarai oleh Hwang Dong-hyuk, series ini sukses menjadi pembicaraan di kalangan netizen. Pasalnya, drama ini banyak sekali menyajikan adegan kekerasan yang berdarah-darah, dan berhasil mengalahkan rekor drama thriller ‘Sweet Home’.

Mengisahkan tentang ratusan orang dewasa yang terlilit utang besar, sebuah kelompok misterius menawari mereka untuk berpartisipasi bermain game, dengan hadiah uang sebesar 45,6 miliar won untuk pemenang. Seong Gi-Hun (Lee Jung-Jae), yang memiliki kesulitan dalam mencari uang, terpaksa berpartisipasi ke dalam game tersebut. Tak disangka, dia malah dipertemukan dengan sahabat masa kecilnya, Cho Sang-Woo (Park Hae Soo) di area permainan. Selain itu, Seong GI-Hun dipertemukan kembali dengan gadis yang mencopet uangnya dari hasil kemenangan taruhan pacuan kuda.

Dengan total 456 peserta, permainan tradisional anak-anak Korea Selatan yang harusnya dimainkan penuh suka cita, malah berakhir dengan melayangnya ratusan nyawa.

So... let's see my opinion~

Pertama, drama ini bakal masuk ke dalam list favorit, karena Squid Game ini menyajikan adegan-adegan yang brutal dan it’s very satisfying. Kedua, apakah aku berniat untuk nonton ulang dalam jangka waktu dekat? I don’t think so, karena selama nonton ini, memang ada beberapa adegan atau dialog karakter yang mengandung humor. Tapi, adegan yang disturbing-nya juga banyak menurutku. Secara mental, itu sedikit mengganggu sih sebenernya. Adegan brutal dan mengerikannya memang banyak, tapi buat aku, itu kayak memang harus ada di drama ini dan jadi poin utama. Justru, beberapa adegan kecil-lah yang menimbulkan perasaan jijik dan tidak nyaman buat aku sebagai penonton. Apalagi pas adegan making up itu, serius deh gak berekspektasi sampai ke situ. Mood gue bener bener anjlok habis liat adegan si gangster ama ahjumma-ahjumma rambut keriting.

Nonton drama ini tuh, kayak pas aku nonton Vagabond sama Sweet Home. Alias, rela begadang demi tau endingnya kayak gimana. Dan ... di sini aku mau cerita gimana tanggapan aku setelah nonton Squid Game ini.

Menurutku, di sini karakter Seong Gi-Hun itu labil, munafik, dan emosian, hehe. Gi-Hun tuh lebih mementingkan harga diri dibanding buat berpikir realistik. Padahal kalau dia nerima uang dari suami baru istrinya, mungkin ibunya bisa dirawat dulu dan persentase keselamatan hidup ibunya bakal lebih tinggi. Lalu, Gi-Hun ini tipe-tipe yang gak bisa move on sama masa lalu. Segala hal dia kenang dan ceritain ke orang lain, yang menurutku itu agak ngeselin. Seperti bagaimana Gi-Hun selalu membesar-besarkan nama Sang-Woo karena dia lulusan SNU, padahal yang lulusan SNU juga manusia dan bisa bikin salah. Di titik ini, aku nggak terlalu suka sama sifat Gi-Hun. Mungkin bagi sebagian orang, Gi-Hun keliatan polos, tapi bagiku enggak. Dia tipe orang yang harus dikasih pengertian biar bisa liat segala sesuatu dari berbagai sudut pandang.

Lalu, aku baru nyadar di episode kelima kalau pemeran Cho Sang-Woo ternyata sama dengan pemeran utama di drama Prison Playbook. Karakter yang dimainin Park Hae Soo bener-bener beda di sini. Gak ada tampang bloonnya sama sekali T~T Keren banget diaaa.

Di sini aku juga suka banget sama karakter Kang Sae-Byeok. Apalagi interaksi dia sama salah satu karakter cewek imut. Sayangnya, ya begitu guys. Wkwkwk. 

Kemudian... ini yang paling nyebelin sih. Karakter seorang polisi bernama Joon-Ho (Wi Ha-Joon), berusaha untuk memata-matai tempat game dilaksanakan. Sekalian dia juga berniat untuk mencari kakaknya yang hilang. Aku kira, Joon-Ho ini bakal punya hubungan penting sama Seong Gi-Hun, tapi ternyata enggak kawan-kawan. Yang bikin aku kesel adalah, perjuangan Joon-Ho berakhir sia-sia. Kayak apa ya, aksi Joon-Ho ini berhasil jadi sorotan di dalam cerita, tapi ... he’s got nothing in the end bruh. It really drives me crazy! Bayangin kalau semisal lu capek-capek ngelakuin observasi atau penelitian terus tiba-tiba perjuangan lu sia-sia? Itu nyebelin banget asli! Menurutku ya, kalau misalkan penulis membuat karakter Joon-Ho jadi beraliansi dengan sekelompok bertopeng ini, gue yakin itu bakal lebih memuaskan dan menimbulkan pro-kontra, wkwkwk. Maksudnya, coba bayangkan kalau Joon-Ho yang berakhir jadi si topeng item. Atau coba bayangkan kalau Joon-Ho jadi tim marketing yang ngegantiin Gong Yoo? Itu bakal lebih menyenangkan buat ditonton loh :) Btw, aku jadi suka sama Wi Ha Joon setelah nonton ini, padahal pas dia main di drama 18 Again, karakternya ngeselin banget.

Terakhir, aku gak akan bosen buat ngomongin sifat karakternya Seong Gi Hun. Karena, Gi-Hun itu pendiriannya labil. Butuh waktu lama untuk mengambil keputusan. Dan keputusan yang dia ambil di akhir menurutku gak terlalu bijaksana. Di dunia yang kejam, seharusnya dia bisa lebih realistis, menurutku.

Buat aku, game favorit di drama ini adalah game yang pertama. Karena di sana bonekanya lucu banget deh serius. Game yang unfav-nya, tentu aja game sebelum permainan final. Itu bikin sport jantung, gue gak sukaaaaa. Selain itu, pertama kali aku nonton ini langsung keinget sama anime yang judulnya Tenkuu Shinpan (High-Rise Invasion). Kenapa? Karena di Tenkuu Shinpan juga pada pake topeng.

Kalau kalian, apa game favorit kalian di drama ini?

Bonus:



Jumat, 17 September 2021

Review Film : LUCA (2021)

 


I was just feel bad after watching Nanno, so I decided to watch some animation movie called “LUCA”. Film produksi Disney dan Pixar ini berhasil menarik perhatian aku beberapa hari terakhir, tapi karena aku mau beresin episode Nanno dulu, jadinya yaa begitu wkwk.

LUCA, mengisahkan tentang monster laut yang menghabiskan musim panasnya di dunia manusia. Dibintangi oleh Jack Dylan Grazer dan Jacob Tremblay, film ini menceritakan petualangan Luca Paguro dan Alberto Scorfano di kota tepi laut Riviera, Italia.

Berawal dari penemuan Luca tentang barang-barang aneh di dasar lautan, Luca akhirnya dipertemukan dengan Alberto yang ternyata sudah berkali-kali menjelajah ke dunia selain laut. Alberto ini punya tempat persembunyian di daratan, yang mana koleksi  barang-barang manusianya dia umpetin di sana.

Berusaha meyakinkan Luca, Alberto akhirnya membawa Luca ke permukaan dan mereka berubah menjadi manusia. Selama mereka kering dan tak terkena air, mereka tidak akan pernah berubah menjadi monster laut kembali.

Suatu waktu, Luca menaruh minat yang begitu besar ketika melihat sebuah poster bergambar Vespa. Dengan alasan vespa yang bisa dipakai mengelilingi dunia, kedua anak ini akhirnya memutuskan untuk berenang dan berpetualang ke dunia manusia di sisi lain pulau hanya demi mendapatkan sebuah vespa sungguhan.

Di tengah perjalanannya, Luca dan Alberto bertemu dengan anak gadis bernama Giulia Marcovaldo dan musuhnya Ercole. Bersamaan dengan datangnya perlombaan Postorosso Cup, Luca dan Alberto secara tidak sengaja bergabung dengan Giulia sebagai tim untuk memenangkan hadiah perlombaan, yang mana hadiah itu akan mereka belikan vespa.

Dan ... film ini bener-bener naikin mood. Humornya lucu banget. Visualisasi keindahan lautannya juga dapet banget. Apalagi jalan cerita yang kompleks, konfliknya tipis-tipis tapi berhasil bikin greget. Awalnya aku kira si Luca ini duyung. Ternyata bukan, guys. Dia punya tangan dan kaki, dan punya ekor buat berenang. Kalau diibaratkan mungkin kayak buaya, ya.

Terus ada satu kutipan yang favorit banget dari Alberto. Singkatnya, kalau di kepala kamu banyak pikiran dan ketakutan atau overthinking bla bla bla, then just say, “Silencio Bruno”. Aku gatau artinya apaan, tapi mereka kocak banget pas bilang kutipan itu :3

Lalu, ada satu konflik di mana aku mendadak kesel sama Luca untuk beberapa menit. Karena berteman dengan Giulia, Luca yang penuh dengan rasa penasaran secara tidak langsung jadi lebih dekat dengan Giulia. Di sisi lain, Alberto yang latar belakangnya gapunya siapa-siapa, berakhir merasa ditinggalkan. Jadi ada kecemburuan sosial, guys. Apalagi pas Alberto ketahuan sama penduduk bahwa dia adalah jelmaan monster laut, ego Luca di sini bikin kesel banget serius.

Don’t call me a kid because I watch this kind of movie. But seriously guys, sometimes you need to refresh your mind by watching cute and funny animated movies. So, I highly recommend this!

 


Jumat, 10 September 2021

Review Film : MIDSOMMAR (2019)


I don’t know how to start this. But if you find this post and you’re not yet 21 years old, please close again.

Jadi, ini adalah film horor rilisan tahun 2019 yang disutradarai oleh Ari Aster. Diperankan oleh Florence Pugh, Jack Reynor, William Jackson Harper, Vilhelm Blomgren, dan Will Poulter, film ini pernah dinobatkan sebagai film horor paling seram pada tahun tersebut.

Bercerita tentang Dani, seorang gadis yang baru kehilangan keluarganya serta memiliki gangguan kecemasan, dia memutuskan untuk ikut menuju festival musim panas di Sweden yang disebutkan oleh kekasihnya, Christian. Pelle, yang notabene berasal dari daerah tersebut, tentu bersemangat untuk menunjukkan kultur di tempat kelahirannya kepada teman-temannya yang berasal dari Amerika. Bersama dengan Josh dan Mark, Pelle akhirnya membawa Christian dan Dani untuk pergi ke sana.  Namun, keanehan terjadi dalam kultur tersebut seiring berjalannya waktu. Para penduduk di sana melakukan sebuah ritual, di mana dua penduduk tertua harus menerjunkan diri dari tebing. Saat ada seseorang dari luar yang memprotes aktivitas tersebut dan berniat pergi, mereka tiba-tiba saja menghilang.

So ... THIS IS THE CRAZIEST MOVIE I’VE EVER SEEN! Biasanya film horor itu selalu berhubungan sama sesuatu yang gaib atau tentang setan, ya. Tapi di MIDSOMMAR ini, kamu gak akan menemukan satu pun hantu atau sound effect yang bakal bikin deg-degan. Karena film ini lebih nyerangnya ke psikologis (menurutku), jadi aku bakal spoiler setiap adegan yang berpotensi menimbulkan rasa gak nyaman, baik itu on scene atau deleted scene, jadi kamu bisa berpikir ulang buat nonton film ini.

Film dimulai dengan senandung-senandung gitu guys, terus beralih ke dering telepon di mana pemiliknya tertidur. Ternyata, Dani (Florence Pugh), khawatir kepada saudara perempuannya dan orangtuanya karena mereka tidak mengangkat telepon Dani sama sekali. Di sini, aku menyimpulkan bahwa Dani ini kayaknya punya gangguan kecemasan, ya. Dia juga nelpon pacarnya, Christian (Jack Reynor), secara berkali-kali, di mana itu bikin Christian keganggu. Mark (Will Poulter), selaku sahabat Christian, terus-terusan ngomporin kalau Chris seharusnya nyari cewek lain  aja. Tapi ternyata, kejadian nahas menimpa keluarga Dani sehingga Christian lagi-lagi harus bertahan.

Dari yang aku lihat, hubungan Dani sama Christian ini udah toxic banget. Tapi mereka berusaha bertahan dan ikut ke festival musim panas di kampung halamannya Pelle. Singkat cerita, mereka akhirnya berangkat ke Swedia.

Pemandangan di sana hijau banget, asri banget, jadi kayaknya cocok buat Dani yang baru aja kehilangan keluarganya. Mereka nyampe di sana ketemu sama Ingemar, Terri, sama Simon yang berasal dari London. Dan ... yang ga habis pikirnya adalah mereka langsung ngonsumsi sesuatu, itu aku gatau apaan tapi mungkin sejenis barang yang bisa menimbulkan halusinasi, sedangkan Dani sendiri minum racikan jamur dari Ingemar.

Adegan di mana gengnya Christian yang duduk di bukit dalam keadaan ‘nge-fly’ ini agak kocak ya. Terus di sini Dani juga mengalami hal yang sama, bahkan dia bisa ngelihat rumput tumbuh di tangannya.

Next, ada adegan di mana dua penduduk paling tua di sana terjun dari tebing dalam rangka memenuhi adat ritual. Sebelumnya, Ingemar atau Pelle ya aku lupa, jadi dia itu ngejelasin bahwa dari umur sekian sampai sekian harus tidur di dalam bangunan yang sama, dan dia ngejelasin sampai rentang umur 72 tahun. Lalu ada yang nanya, “habis umur 72 tahun terus ngapain?”. Nah si Ingemar atau Pelle ini (seriusan gue lupa yang mana), bikin kayak gerakan jempol nyayat leher gituloh. Awalnya, penjelasan ini tuh dianggap bercandaan. Tapi ternyata beneran guys. Dua penduduk tertua terjun dari tebing. Sayangnya, salah satu dari mereka masih hidup, dia cuma patah kakinya doang. Tapi penduduk lain di sana, memukul kepala orang tua itu hingga hancur. Jadi dalam keyakinan mereka, di umur 72 tahun itu kematian adalah sebuah apa ya ... kayak anugerah gituloh. Menurutku scene ini gak nyeremin, gak menakutkan sama sekali, tapi seriusan bikin mual.

Oh iya, sebelumnya ada adegan di mana pas mereka diajak melihat-lihat tempat tersebut, ada sebuah gambar dari kain, di mana itu disgusting banget sih. Jadi di gambar itu menjelaskan bagaimana seorang perempuan jatuh cinta, dan berusaha menarik perhatin laki-laki yang dicintai dengan melakukan ritual seperti memasukkan sesuatu ke dalam minuman, dan memotong p*bic hair untuk dikemudian dicampur ke dalam makanan, dan nanti kalau dimakan sama laki-laki itu, laki-laki tersebut bakal balik jatuh cinta.

Terri sama Simon menghilang pertama kali, karena mereka heboh banget pas liat adegan terjun dari tebing itu. Tapi penduduk di sana bilangnya, Simon sama Terri udah dianterin ke stasiun kereta buat pulang.

Lalu, Mark di sini berperan sebagai orang yang nyebelin ya. Dia kan gak ikut menyaksikan ritual sebelumnya, jadi suatu hari si Mark ini kencing di sebuah pohon kering yang tumbang, di mana ... pohon itu diyakini sebagai sesuatu milik leluhur yang suci/sakral oleh penduduk tersebut. Soalnya nih, jasad dua orang tua yang abis terjun tadi tuh dibakar dan abunya ditebar disitu gituloh. Secara gak langsung, Mark ini sudah melakukan penghinaan. Ketika waktu makan tiba, Mark ini diajak sama salah satu penduduk cewek bernama Inga ke suatu tempat. Tapi habis itu dia gak muncul lagi.

Terus nih, aku juga nyari-nyari di youtube kan abis nonton film ini tuh. Ternyata ada adegan pengorbanan anak juga, tapi aku gatau yang mana. Film ini emang banyak banget adegan yang dipotongnya.

Maja, salah satu penduduk cewek juga, dia tertarik sama Christian dan naro kayu yang dipahat huruf-huruf Rune di bawah ranjangnya Chris. Ini mungkin kalo di sunda, semacam kayak ilmu pelet lagi ya wkwk. Dalam aksinya menggoda Chris, Maja juga menambahkan darah menstruasinya ke dalam minuman Chris, dan p*bic hair ke pie yang dimakan Chris. Ini ... seriously, sangat merendahkan wanita menurut gue. Kayak ... kalau lu jatuh cinta kenapa kudu begituuuu? Harusnya pedekate dulu, baru ungkapin, itu baru bener wkwk. Tapi karena memang itu katanya udah tradisi, jadi mungkin dianggap mulia kali ya. Tapi beneran deh, ini ngeganggu banget.

Selanjutnya, aku mau cerita tentang Josh. Josh ini niat ke festival tuh buat nyusun Tesis, terus Christian tiba-tiba juga pengen nyusun kan, jadi mereka kayak rebutan gitu tapi ujung-ujungnya barengan juga. Josh ini awalnya ngewawancara salah satu tetua tentang Kitab Radr yang digunakan oleh penduduk sana. Di dalamnya kayak ada huruf-huruf Rune, sama gambar-gambar abstrak. Penasaran, Josh nanya dong Kitab Radr itu dibuat sama siapa. Ternyata, seorang anak penyandang disabilitas yang membuatnya (jadi dia ini dianggap sebagai peramal, tulisan atau gambar-gambar dia nantinya bakal diterjemahin sama penduduk). Karena Josh ini bebal, malem-malem dia dateng lagi ke gedung tempat kitab itu disimpan, dan berusaha mengambil foto. Tapi, seseorang tiba-tiba masuk, terus kepala Josh dipukul. Dalam penglihatannya, Josh kira yang masuk itu Mark. Ternyata bukan, yeorobun. Setelah ngelihat penjelasan di YT, katanya Mark ini wajahnya dikulitin dan dipake sama orang yang ketemu Josh. Setelah itu, Josh juga menghilang.

Sisa dua orang nih, Dani sama Christian. Jadi di festival ini tuh ada juga ritual pemilihan Ratu Mei. Setiap perempuan muda di sana harus menari secara terus-menerus. Terakhir yang bertahan, dia akan dinobatkan sebagai ratu. Dani didandani seperti perempuan di sana, memakai baju putih, rambutnya dihiasin bunga-bunga. Sedangkan Christian diajak ngobrol sama tetua mengenai si Maja ini. Katanya, secara astrologi Christian sama Maja ini cocok dan boleh kawin. Bah, gue sebel sih sama opini kek ginian. Pasalnya status Chris itu masih jadi pacarnya Dani loh. Tapi lo seenak jidat main serobot.

Dani bergabung dalam festival menari, dan yang mengejutkan, dia menang dan dinobatkan sebagai Ratu Mei. Sedangkan Christian dikasih minuman yang berhasil bikin dia teler. Sebelumnya, Dani emang udah curiga karena Christian karena ngelirik Maja terus (ini gatau apakah Chris kena efek peletnya Maja, atau emang Chris udah gatel dari awal). Tapi ... abis acara itu kan mereka makan siang tuh. Tempatnya Dani duduk, dedaunannya gerak-gerak guys. Jadi mungkin ada unsur sihir juga di sini. Pas Christian teler juga, tetua di sampingnya kayak tepuk tangan dalam sekali ketukan gitu dan dunianya Chris kayak makin muter-muter.

Singkatnya, Dani harus berkeliling buat memberikan keberuntungan di tanah mereka. Kayak mengunjungi ladang dan tetek bengek lainnya. Sementara Christian, dia didandani, terus dikasih uap yang bikin dia makin teler, dan setelahnya, dia dibawa ke ruangan yang penuh sama wanita tanpa busana, and ofc, Maja it self. Seriusan, ini bener-bener disturbing banget. Adegan nananina ini juga dicut karena memang ditampilkan secara eksplisit dan seriusan, gue gak bakal bosen buat nyebut ini sebagai adegan paling paling paling disturbing. Apalagi ketika para wanita lainnya, menggemakan suara desahan Maja. Lu lagi paduan suara apa gimana dah? Tapi nih, si Chris ini emang kayak dibawah guna-guna gitu gengs. Setelah selesai, dia langsung melarikan diri dari sana. Dia kayak ketarik kembali ke kenyataan. Dalam pelariannya, dia nemuin kaki yang ditanam di ladang (yang perkiraan aku mungkin ini kakinya Josh), terus pas Chris sembunyi di kandang ayam, dia nemuin tubuhnya Simon digantung. Dan ... punggungnya Simon itu kayak dibelah, tulang rusuknya digantung, dan gue masih bisa liat paru-parunya gerak dong! Chris ketahuan sembunyi di sana kemudian dipukul sampai pingsan, ketika dia bangun lagi, dia udah gabisa gerak sama ngomong, alias lumpuh. Di sini aku makin yakin bahwa memang penduduk sana memiliki kaitan sama sihir juga.

Dani ini sebelumnya kan ngelihat Chris melakukan hubungan intim dengan Maja, otomatis Dani ngerasa sakit hati banget dong. Dia nangis, dan ... penduduk perempuan yang lain ikut menggemakan tangisan Dani. Dalam adegan ini, aku baru ngerasain apa yang mau disampein oleh penulis. Istilahnya, “ketika lu sedih, kita juga sedih, udah gapapa, lu kuat dan masih ada kita di sini”. Ini adalah scene yang menurutku indah ya. Sama scene pas Dani ikut nari-nari itu, dia bener-bener kayak bebas dan nemuin jati dirinya. Itu indah banget!

Di ending, jadi pada ritual ini tuh harus ada 9 pengorbanan, dan ... temen-temennya Dani terpilih. Jadi, mereka yang udah menghilang tuh diambil lagi tubuhnya buat dimasukin ke dalam bangunan piramida, di mana nantinya mereka akan dibakar. Chris-nya juga dikorbanin, dan sukarelawan dari penduduk adalah Ingemar dan Ulf (mereka hidup, dan berkorban untuk dibakar loh. Benaran gila kan). Chris yang gak bisa ngapa-ngapain, dimasukin ke dalam tubuh beruang. Seriously guys, beruang! Di awal film kan ditampilin seekor beruang dalem kandang gitu, ternyata beruangnya dibunuh, perutnya dibelah dan dikeluarin isinya, sebagai gantinya, Chris dimasukin ke dalam tubuh beruang. Katanya scene ini juga dicut guys, yang aslinya lebih eksplisit lagi, tapi yang aku liat adalah ketika Chris udah masuk aja. Frankly, wajah Chris di sini kocak weh. Gue sampe ketawa, kok bisa-bisanya manusia dimasukin ke situ. Beneran gak habis pikir. Filosofinya sih katanya ‘pemberani’, karena dia sudah memberikan calon bayi ke Maja. Tapi beneran deh. Ini gila wkwk.

Ketika dibakar, para penduduk kan menggemakan teriakan kesakitannya Ulf sama Ingemar, Dani awalnya cemberut terus, tapi di ujungnya, dia tersenyum. Nah loh kenapa tuh? Ada yang beranggapan bahwa Dani seneng udah nemuin keluarga baru. Aku sendiri beranggapan bahwa, mental Dani tuh emang udah bener-bener kacau di awal. Belum lagi kehilangan keluarga, terus dia nyaksiin hal-hal gila di desa tersebut, ditambah lagi perihal cowoknya. Mungkin sebelumnya dia mendapat perlakuan tidak mengenakan dari Christian, selain itu, bisa aja karena Dani terlanjur sakit hati karena Chris mengkhianatinya lewat Maja. Kayak aksi balas dendam kali ya. Tapi yaaaa, seriusan deh. Aku berharap banget Maja juga ikut dibakar. Ngeselin abisnya. Tapi tetua di sana mungkin sangat menghargai Maja.

Last, film ini gak nyeremin sama sekali. Gak menakutkan sama sekali. Tapi berhasil menumbuhkan perasaan tidak nyaman dan jijik. Setidaknya itu yang aku rasain. Awalnya pas nonton ini, rasanya bener-bener gak menyenangkan dan bikin mual, tapi itu semua terobati ketika melihat adegan Dani nari-nari gitu. Indah banget pokoknya, cewek-ceweknya pada cantik karena pake bunga. Apa film ini recommended? Kalau kamu punya masalah serius sama rasa jijik atau apa pun itu, i will say ... NO.

Jumat, 03 September 2021

Review Drama Korea : NEVERTHELESS


Nevertheless merupakan salah satu serial netflix yang diangkat dari webtoon dengan judul serupa. Dibintangi oleh Song Kang dan Han Seo Hee, drama ini berhasil mengambil perhatian masyarakat, baik dari segi pro dan kontra.

Bercerita tentang seorang mahasiswi jurusan seni bernama Yu Na-bi (Han Seo Hee), yang dipertemukan dengan mahasiswa junior bernama Park Jae-eon (Song Kang), kisah cinta yang begitu rumit akhirnya menimpa mereka berdua. Yu Na-bi yang patah hati karena pacarnya, merasakan kembali sebuah kehangatan ketika bertemu dengan Park Jae-eon. Meski tersebar rumor bahwa Park Jae-eon adalah playboy yang suka mempermainkan wanita, tapi ketertarikan Yu Na-bi membuat gadis itu akhirnya berakhir menjalin hubungan tanpa status dengan Park Jae-eon.

Jadi ... meskipun  banyak yang kontra sama drama ini, entah kenapa aku suka. Memang dari alur, kisah cinta drama ini tuh lebih menolerir kaum minoritas dan lebih bervariatif. Apalagi ini ratingnya 19+. Makanya wajar kalau drama ini banyak banget menuai kontroversi.

Alasan kenapa aku nonton drama ini, of course karena ada Song Kang. I have big crush on him since he casted for ‘Sweet Home’. Dan ternyata ketika nonton Nevertheless episode pertama, bukan hanya visual Han Seo Hee yang bikin amaze, tapi karena monolog karakter Yu Na-bi yang menurutku indah banget! Serius deh, aku kan kebanyakan nonton film horor/thriller, dan ketika disuguhin sama sesuatu yang puitis tuh rasanya adem banget. Rata-rata konflik setiap karakter tuh pasti tentang cinta dan tentang perjuangan mereka ketika ngerjain karya seni di fakultas. Tokoh-tokoh lain yang berhasil menarik perhatian di sini adalah karakternya Oh Bit Na. Dia ini tipe-tipe girl crush kayaknya. Dari rambut sampai ujung kaki, semuanya fashionable. Belum lagi, Oh Bit Na ini berhasil menghidupkan suasana ceria dalam drama sehingga bikin betah nonton.

Ada satu episode di mana aku nangis banget, padahal menurut orang lain adegannya gak sedih-sedih amat. Jadi, hubungan antara Yu Na-bi dan Park Jae-eon ini rumit banget, tarik ulur. Yu Na-bi yang ingin dicintai dan ingin kepastian, sedangkan Park Jae-eon tidak mau memiliki hubungan yang terikat. Namun suatu waktu, Park Jae-eon ngajak pacaran sedangkan Yu Na-bi saat itu lagi deket sama teman kecilnya yang bernama Yang Do-Hyeok. Scene itu bikin aku nangis banget karena, I just feel bad for Park Jae-eon. Dia udah ada niatan mau berubah, tapi Yu Na-bi terlanjur kecewa sama dia dan malah bersikap egois. Kalau diperhatiin, menurutku karakter Yu Na-bi tuh cuma mau kepastian dan mentingin perasaannya aja, tanpa mau melihat perhatian dan ketulusan kecil yang udah dilakuin Park Jae-eon buat dia. Makanya kenapa gue nangis pas Park Jae-eon ngerasa putus asa dan ngajak Yu Na-bi pacaran. Kayak ... girl, just give him more time! Bukannya aku kontra sama Yang Do-Hyeok, tapi sedari awal kemunculan Do-Hyeok, jujur dia lucu dan berhasil bikin Na-bi lebih bebas ketawa. Mereka cocok bareng-bareng, tapi, seiring berjalannya episode mulai kelihatan tuh gimana sikap asli Do-Hyeok, apalagi kalau ngelihat Park Jae-eon. Yang menurutku, Do-Hyeok ini agak-agak egois dan gampang cemburuan padahal belum jadi pacar. Itu sedikit nyebelin sih sebenernya :)

Overall, endingnya gak bakal bikin kamu sakit hati. Banyak yang kritik keputusan Yu Na-bi di akhir cerita karena balik lagi ke pelukan Park Jae-eon. Tapi aku pro sama keputusan dia, soalnya kalau udah sayang sama seseorang tuh emang susah buat sayang ke orang lain. Selain itu, baik Park Jae-eon maupun Yu Na-bi, menurutku mereka gak pernah benar-benar ngobrolin hubungan dan perasaan mereka dengan cara yang sesungguhnya. Alias, masing-masing sibuk sama pendapat orang lain dan persepsi diri sendiri dibandingkan dengan ‘berdiskusi’ antar pasangan. Kayak ... lu seharusnya jangan tsundere gitulooooh ngomong aja kan biar gampang wkwk. Makanya meskipun mereka sempet break, aku seneng banget mereka bareng-bareng lagi di ending karena ... apa pun yang terjadi antara lu sama seseorang, lu gabakal tahu hubungan itu akan seperti apa kalau lu gak mencoba. Meskipun sakit, lu harus jalanin karena mungkin ada peluang lain yang membuat hubungan itu bisa menjadi lebih baik setelah mengalami kegagalan yang pertama. Kesempatan selalu ada bagi orang-orang yang mau memperbaiki diri ya, kan~

Jadi buat yang pengen nonton sesuatu yang manis, greget, dan ngeselin, boleh banget masukin Nevertheless ke daftar tontonan kamu! :)


 
©Suzanne Woolcott sw3740 Tema diseñado por: compartidisimo