Rabu, 14 Juli 2021

Esai : KEBOHONGAN EMANSIPASI

 

Catatan: Esai ini ditulis sekitar tahun 2014/2015.  Untuk mengenang, makanya saya posting di sini. Sebenarnya ini tulisan gatau udah selesai apa belum. Tapi ya mari unggah saja wkwk. Selamat membaca :)

 

Emansipasi. Siapa yang tak mengenal kata tersebut? Banyak masyarakat awam yang mengenal emansipasi sebagai sebuah gerakan untuk memperbaiki bahkan menuntut hak-hak yang seharusnya dimiliki. Namun, banyak pula yang menganggap bahwa emansipasi hanyalah sebuah gerakan “memberontak”. Terutama bagi kaum wanita.

Seperti yang kita ketahui, wanita merupakan makhluk mulia dengan derajat tiga kali lebih tinggi dari pada pria. Wanita juga merupakan insan yang telah melahirkan manusia-manusia lainnya. Hakikat wanita pun sangat sederhana. Melahirkan, menyusui, merawat rumah tangga, sangat sederhana. Namun di balik kesederhanaan itu semua, penulis yakin bahwa setiap manusia yang memijakkan kaki di bumi ini pasti memiliki mimpi. Begitupun dengan wanita.

Mungkin, mereka terlihat betah duduk di dapur dengan sebaskom beras dan lauk pauknya. Namun, apakah tidak ada dalam diri wanita tersebut sebuah keinginan?

Ada sebuah teori yang menyatakan bahwa keluarga yang harmonis adalah keluarga yang terdiri dari ayah yang bekerja, ibu rumah tangga yang pintar memasak, dan anak-anak yang pintar. Tetapi apakah teori tersebut masih berlaku ketika salah satu elemen yang ada di dalamnya rusak?

Sebagai contoh, ketika seorang ayah tidak bekerja, apakah ibu masih bisa memasak? Apakah anak-anak masih bisa mengenyam bangku pendidikan demi mendapat gelar pintar?

Jawabannya, tidak. Ketika sebuah komponen rusak, maka komponen yang lain pun akan terusik, atau bahkan mungkin ikut rusak. Saat hal kritis ini terjadi, sudah sepatutnya bukan bagi seorang wanita untuk bangkit dan memperbaiki dinding yang rusak itu? Namun sekeras apa pun wanita mencoba, secerdas apa pun dia, jika tidak didukung dari belakang maka semua itu akan berakhir sia-sia.

Di sinilah peran keluarga dibutuhkan. Saat istri, atau bahkan anak gadis Anda memiliki cita-cita, dukunglah ia, berilah motivasi sehingga cita-cita itu bisa digapai tanpa adanya penyesalan. Jangan mengekang wanita dengan dalih “Pekerjaan ini untuk laki-laki”. Padahal jika dikerjakan oleh kaum perempuan pun tidak akan ada bedanya. Terlalu mengelompokkan sesuatu, kemungkinan hanya akan berujung kepada perseteruan.

Maka dari itu, mari bersama-sama mewujudkan emansipasi itu. Bukan hanya untuk meningkatkan derajat wanita, tapi juga untuk menjadikan wanita sebagai pribadi serba bisa dan dapat diandalkan. Jangan menjadikan embel-embel emansipasi hanya kebohongan belaka. Jika zaman bisa berubah, maka emansipasi pun harus semakin berkembang.

0 komentar:

Posting Komentar

 
©Suzanne Woolcott sw3740 Tema diseñado por: compartidisimo