Sinopsis: Ada sebuah mitos yang mengatakan bahwa wisata Taman Mawar di daerah itu sangat angker. Dengan berkunjung pada waktu pergantian posisi bulan dan matahari, kamu akan menemukan sesuatu yang tak terduga. Beberapa saksi mengatakan pernah melihat penampakan. Sebagian lain berasumsi dilimpahi nasib mujur setelah beribadah di tengah kebun mawar. Benang kebenaran dan kebohongan yang tipis itu membuat dua insan tergerak untuk bertindak. Hari ini, Lila dan Dafa akan menguak misteri yang sesungguhnya.
Dafa: Nah, guys. Sekarang kita berdua udah ada di dalam taman (bicara ke arah kamera).
Lila: (ikut melihat ke arah kamera) Ini udah mau maghrib, harusnya kita gak boleh masuk ke sini. Tadi kita juga sempat debat sama petugasnya.
Dafa: Bener banget. Untungnya gue sogok.
Lila: (tertawa) Gak ada yang bisa ngalahin kekuatan duit. Btw Daf, desas-desusnya kan wisata Taman Mawar ini tuh katanya angker. Tapi kok gue ngerasa biasa aja?
Dafa: Malah indah, kan? Bunga-bunganya lagi mekar juga.
Lila: (mengangguk) Tapi gue penasaran kenapa tempat ini masih sepi aja. Harusnya dengan adanya rumor hantu itu, tempat ini bisa narik lebih banyak pengunjung.
Dafa: Ya tapi kan gak semua orang suka sama hal-hal misterius, La.
Lila: (terkekeh, melihat ke arah rumpun tanaman mawar) Eh Daf, fotoin gue di sana dong!
Dafa mengangguk, membiarkan Lila berlari ke arah rumpun tanaman mawar yang tumbuh setinggi dada. Kamera masih menyala dalam genggamannya. Sedangkan tangan yang lain sibuk memotret Lila dengan kamera ponsel. Matahari sudah semakin tenggelam, dan siluet Lila di bawah langit temaram seolah menjadi keindahan tersendiri sebelum sesuatu yang keras menghantam kepalanya.
Lila: (terlalu asyik menari di sekitar rumpun mawar, sedetik kemudian sadar tidak ada lagi suara Dafa) Daf? Dafaaa?
Lila: Dafa lo di mana? Sumpah Daf, gak lucu lo kayak gini!
Lila berlari pelan ke tempat sebelumnya Dafa berdiri, dan menemukan kamera digitalnya tergeletak di tanah.
Lila: (panik, mengeluarkan ponsel, mencari kontak Dafa untuk dihubungi) Please, please, angkat Daf! Lo gak bisa nge-prank gue di tempat kayak gini.
(sambungan telepon diangkat, terdengar suara gemerisik)
Lila: Sumpah keterlaluan lo Dafa! Lo di mana, sih? Gak lucu ninggalin gue di sini sendirian! Halooo? Dafaaa?
Dafa: (terdengar suara serak Dafa dalam sambungan telepon) .... La..ri. La-ri ... La...ri.
Lila: Apa? Daf lo ngomong apa, sih? Cepet balik ke sini, kalau engga gue bakal tinggalin elo! Gue gak peduli sama vlog elo ya, gue gak mau jadi guest star lagi kalau gini jadinya.
Dafa: Per...gi. La...ri, La. La... (terdengar suara tawa lain dari telepon)
Lila: (gugup) Please, Daf. Gak lucu tau!
Dafa: Lo ... harus per...gi dari sini, La. La...ri. (berteriak) ARRRGH!
(sambungan terputus)
Lila: Halo?! Daf, lo gak kenapa-napa, kan? Haloooo?! Dafa serius ini gak lucu. Lo gak bisa jailin gue kayak gini. Dafa! Halooo?
(panik, langsung melirik ke sekeliling taman yang mulai gelap, lalu berlari untuk menemukan pintu keluar)
Rimbun tanaman dan pepohonan hijau seolah berputar di sekitarnya. Pintu yang tadi ia dan Dafa masuki tak jauh dari tempat tanaman mawar berada. Namun Lila tak bisa menemukan apa pun. Sayup, ia mendengar suara seseorang bersenandung.
Lila: (mengatur napas, mengikuti ke arah senandung itu berasal) Awas aja Daf kalau itu beneran elo. Gue bales nanti! Kurang ajar banget udah ngerjain gue. Ngeselin sumpah.
Lila: (melihat seseorang yang sedang jongkok sambil memupuk tanaman) Loh, bukannya itu petugas yang tadi?
Lila berjalan lebih dekat, senandung dari arah petugas tersebut terdengar semakin jelas. Perlahan, Lila menepuk bahu petugas itu, dan seketika senandung itu berhenti.
Lila: Em... maaf, Pak. Bapak lihat teman saya yang tadi, engga? Jail banget nih dia ninggalin saya.
Petugas berdiri, kemudian berbalik ke arah Lila sambil menyeringai. Satu detik kemudian, sebuah benda keras menghantam kepala Lila dan mengubah pandangannya menjadi hitam.
Lila: (kesadaran mulai kembali, mengerjapkan mata dengan berat, kemudian membulatkan mata saat melihat wajah Dafa di hadapannya) Daf! Dafa! Kok lo berlumurah darah kayak gini? Dafaaa! Dafa bangun, Daf!
Terdengar senandung lain. Lila membeku di tempat dan baru menyadari bahwa tubuh Dafa yang ada di hadapannya tidak utuh. Melirik ke sumber suara, Lila langsung mendapati wajah menyeramkan petugas tadi dalam jarak beberapa senti.
Lila: (berteriak histeris) AAAAA! Pergi! Orang gila! TOLOOONG! TOLOOONGG! Pergi lo setan, pergi!
Lila terhuyung saat mendapat sebuah pukulan di wajah. Ia bisa mendengar suara tawa pelan, diikuti senandung mengerikan dari petugas itu. Rambut panjangnya ditarik dengan kasar, tubuhnya diseret di atas tanah.
Petugas: (terkekeh, bersiul pelan, lalu kembali bersenandung) ... 𝘓𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘬𝘦𝘣𝘶𝘯𝘬𝘶 ... 𝘱𝘦𝘯𝘶𝘩 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘣𝘶𝘯𝘨𝘢. 𝘈𝘥𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘱𝘶𝘵𝘪𝘩 ... 𝘥𝘢𝘯 𝘢𝘥𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘦𝘳𝘢𝘩. Hihihi.... 𝘚𝘦𝘵𝘪𝘢𝘱 𝘩𝘢𝘳𝘪 ... 𝘬𝘶𝘴𝘪𝘳𝘢𝘮 𝘴𝘦𝘮𝘶𝘢. 𝘔𝘢𝘸𝘢𝘳 𝘮𝘦𝘭𝘢𝘵𝘪 ... 𝘴𝘦𝘮𝘶𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘪𝘯𝘥𝘢𝘩....
0 komentar:
Posting Komentar