Jumat, 06 Agustus 2021

Review Film : RUN ALL NIGHT (2015)

Di minggu pertama bulan Agustus ini, aku baru aja nonton ulang salah satu film thriller favorit, dan BOOM! Kesan akhirnya tuh masih aja ngena di hati wkwk. Alur cerita yang menegangkan berhasil bikin penasaran. Biasanya kalau nonton satu film, aku selalu ngambil jeda beberapa belas menit buat lanjutin karena alasan ngantuk. Tapi yang ini engga sama sekali.

Run All Night, mengisahkan tentang seorang pembunuh bernama Jimmy Conlon dan sahabatnya Sean Maguire. Diperankan oleh Liam Neeson, Joel Kinnaman, Vincent D’onofrio,  & Bruce McGill, opening-nya diawali dengan penampakan seorang pria yang tergeletak di tengah hutan sambil bermonolog.  Dari monolog si tokoh utama aja, penonton pasti bakal langsung jatuh cinta, karena emang kalimat-kalimatnya kayak dalem banget. Kemudian alur berubah mundur ke beberapa jam yang lalu sebelum si Jimmy ini terkapar di tengah hutan.

Jadi, kehidupan Jimmy ini kayaknya kacau banget. Dia jadi pembunuh di bawah perintah Sean; seorang pebisnis kaya raya yang punya kekuasaan. Karena alasan itu, anaknya Jimmy yang bernama Michael Conlon tidak pernah mau menganggap ayahnya.

Suatu malam, Danny yang notabene adalah anak tunggal dari Sean, terlibat kasus karena telah menembak dua orang Albania. Michael atau Mike, yang saat itu sedang bekerja sebagai driver Limosin pengantar dua orang Albania itu tak sengaja melihat kejadian tersebut. Mungkin karena di bawah pengaruh narkotika, Danny jadi mengejar Mike juga untuk membersihkan hal yang telah ia lakukan. Sesampainya di rumah Mike, Danny berniat untuk menembak anak dari sahabat ayahnya tersebut tapi gagal karena Jimmy tiba-tiba datang dan langsung menembakkan peluru ke arah Danny.

Di sini lah persahabatan Jimmy dan Sean mulai retak. Jimmy memberitahu Sean bahwa ia telah membunuh Danny. Sebagai gantinya, Sean balas dendam dan mengejar ke mana Michael serta Jimmy berlari. Dalam satu malam itu, Jimmy dan Mike yang berubah status menjadi buronan harus pindah dari satu tempat ke tempat lain demi menghindari pembunuh bayaran yang dihubungi oleh Sean.

Di film ini banyak banget adegan tembak-tembakannya. Secara pribadi, aku tersentuh sama kisah antara Jimmy serta Mike. Karena dalam satu malam itu, akhirnya Jimmy membuktikan betapa pedulinya ia kepada sang anak. Jimmy mungkin seorang pembunuh, tapi ia tidak akan membiarkan Mike berubah seperti dirinya.

 

0 komentar:

Posting Komentar

 
©Suzanne Woolcott sw3740 Tema diseñado por: compartidisimo