Sabtu, 18 Juli 2015

TRAGEDI: IF YOU CAN'T, DON'T SAY IT!



IF YOU CAN’T, DON’T SAY IT!
Haaiiii~ gue balik lagi dengan serial tragedi, nih. Ada yang kangen?*ngomong sama jamban*.
Well, in this post, I want to tell you about my little story that I can’t forget it for a long time. Tssaah, sok inggris banget, ya :P Gak tau bener gak tau salah. Jadi, kali ini saya akan berbagi sebuah cerita*tepatnya tragedi* yang terjadi sekitar dua atau tiga tahun yang lalu. Yep, pas gue masih SMP. Kenapa selalu pas SMP? Karena di sanalah masa-masa indah di mana gue bisa melakukan hal absurd tanpa harus mendengar ceplas-ceplos dari orang-orang sekitar.
Oke, prolognya kepanjangan. Jadi, waktu itu gue masih duduk di bangku kelas sembilan. Gue, yang notabenya sebagai wakil KM di kelas pun merasa punya tanggung jawab*meskipun gak gede-gede amat*. Sebenernya, it was very ridiculous ketika gue jadi wakil KM. Karena rasanya, jabatan mulia gue tersebut gak pernah dihargain sama anak-anak kelas. Gue aneh sendiri, kan, mereka yang milih gue tapi mereka juga gak pada mudeng sama pepatah indah yang selalu keluar dari sang pupuhu gunung tangkuban perahu ini :v *swag
Mungkin ini salah gue juga sih, yang gak bisa bersikap tegas sama mereka. Tapi mau gimana lagi, hati gue udah selembut sutera coy*plak*. Maksudnya, gue tuh orangnya gak tegaan. Tau sendiri kan gimana anak SMP? Kalau pelajaran kosong pasti pada langsung recet kayak anak ayam yang mungutin beras*enggak deng*. Nah, gue juga sama kayak mereka. Malah, gue bisa ketawa paling keras kalo lagi bercanda. Kalau tiba-tiba gue nyuruh mereka diem pas mereka ketawa-ketiwi, kan gak enak bro! Kayak kaburomaqtan gitulahh*nahloh.
Akhirnya, gue pun mutusin buat cuek bebek aja sama kegaduhan yang tercipta di kelas gue. Lagian masih ada KM-nya yang lebih tegas, kok. Gue kan cuman wakil, jadi hanya bertindak ketika dibutuhkan saja(lebih tepatnya, ketika disuruh).
Pernah suatu hari, kelas gue itu kedapetan pelajaran kosong. Dan dengan brutalnya, semua anak-anak kelas pada heboh dengan kepercayaannya masing-masing. Gue yang tadinya cuman cuek akhirnya memutuskan untuk melakukan suatu tindakan P3K. Penenangan, Pengheningan, Pendiaman, dan Kesenyapan*oke gue tau ini gak nyambung*. Kenapa gue harus ngelakuin tindakan itu? Karena anak-anak kelas udah pada mulai menggila. Mereka semua ribut! Ketawa ketiwi, joget dua lima(waktu dulu belum ada deng), nyanyi-nyanyi, teriak-teriak pake botol akua, terus berdiri naikkin kursi.. Oh God, saat mengingat kejadian itu rasanya gue telah gagal menjadi seorang wakil KM terimut di sekolah ini*muntah aja muntah!*
Setelah berpikir beberapa saat, akhirnya gue pun memberanikan diri buat berdiri dari duduk gue. Gue udah siap-siap berkacak pinggang dan dengan senatural mungkin gue menyorotkan sinar X dari mata gue supaya mereka semua mati*engga deng engga, ini terlalu kejam*. Pokoknya gue ngedeathglare mereka gitu. Dan dengan kekuatan api, mulut gue pun mulai menyemburkan lahar panas. Aaaaa. Tak lama kemudian, tiba-tiba terdengarlah sebuah lengkingan cempreng diiringi dengan suara tiupan dari sangkakala hari kiamat. Lmao :v
Pokoknya, di situ gue teriak gini, “HEEEYYYYY!!!! PLISSSS SIT UPPPP...!”
DUAR! Lempengan tektonik pun berguncang dengan dahsyatnya. Tsunami terjadi di mana-mana. Angin topan berputar melahap segalanya*alay banget ye*
Abis teriak kayak gitu, tiba-tiba seseorang yang mudeng sama teriakan gue langsung ketawa ngakak. Sebut saja tersangka dengan panggilan IKI. Nah, gue bingung dong tiba-tiba diketawain kayak gitu. Apakah suara gue terlalu lucu sehingga membuat mereka tertawa? Ngik...
“HAHAHAHAHAHA... SIT DOWN KALI BUKAN SIT UP! HUAHAHAHAH...” si iki masih aja ketawa geli sambil ngeliatin gue. Dan dari situ, gue langsung speachless.. OMG! Gue salah ngomong! Huahahahah, gue malu banget sama tu anak. Akhirnya gue pun memasang cengiran khas gue sambil garuk-garukin ketek(?)
“Ohhhohh iya... Salah ngomong.” Gue pun cuman masang tampang innocent gitu. Woakwoakwoak, oke kayaknya gue harus balik lagi ke SD buat memperbaikki bahasa inggris gue yang rrr.. you know what I mean. Dan dengan evilnya, si iki malah ngasih tau tentang teriakan gue tadi ke anak-anak yang belum ngeh. Otomatis mereka ikut ngetawain gue, kan... dan pity-nya, gue cuman bisa nyengir aja dengan kebodohan gue itu.
“Udah, duduk duduk!” suruh gue lembut nyerempet ke maksa.
Dan yah, hari itu gue lalui dengan cengiran polos yang baru gue sadari dewasa ini. And yep, mereka masih ngakak. Gue sih gak keberatan menjadi objek tertawaan seperti itu. Toh, gua niatnya baik, kok, cuman mau nyuruh mereka duduk doang. Lagipula, gak ada salahnya kan bikin orang ketawa? Itung-itung pahala gitohhhh –a
Well, semenjak kejadian itu gue gak berani-berani lagi ngomong pake bahasa inggris. Takutnya lidah gue keseleo lagi dan tiba-tiba cedera. OMG! Gue pun menyadari satu hal! “Berbanggalah dengan bahasa Indonesia. Karena ketika lo ngomong sok inggris, tamatlah riwayat idup lo!”
FIN!! See you in the next serial of tragedy. Mumumu~
Tertanda: Makhluk gaib keturunan Buzz Lightyear yeahh... @afPhantom0902

0 komentar:

Posting Komentar

 
©Suzanne Woolcott sw3740 Tema diseñado por: compartidisimo