Sabtu, 26 September 2015

FF Jikook BTS Still Dancing Part 8





Previous>>>>“Hyung!” Lamunan Jimin buyar. Ia segera mengalihkan pandangannya ke arah lain.
“Kau benar-benar membenciku, ya?” tuntut Jungkook. Jimin hanya menghela napasnya kasar lalu bangkit dari duduknya.
“Sudahlah, ayo pulang! Para hyungdeul pasti sangat mengkhawatirkan kita.” Jimin berjalan cepat meninggalkan Jungkook yang masih mengerutkan bibirnya.
“Apa-apaan dia? Apa dia benar-benar membenciku? Aigo...”<<<<<<<
 .
.
.
.
***
Maybe, it’s party time for them. Because they can make their dreams become true. They can dancing on the stage, singing a song, and they can hear voice who shouted their names. Yeahh! It’s Bangtan Seonyeondan! Akhirnya mereka bisa debut setelah menjalani trainee selama bertahun-tahun. Bisakah mereka berteriak bahwa mereka bahagia? Bisakah mereka berteriak kepada dunia bahwa mereka berhasil melewati masa kelam mereka? Well, mereka hanya berharap bahwa semua jerih payah ini, semua kebahagiaan ini akan berlangsung lama. Dan ada satu prinsip yang terus pegang hingga saat ini, yaitu: Seberat apa pun hidupmu, tetaplah menari! And see, they can destroy the world with their beautiful dance and voice...
Jimin berdiri di dekat jendela sambil menatap langit malam yang bertaburan bintang. Semua member sudah terlelap. Kini hanya ia yang masih terjaga. Ya, Jimin tak bisa menampik kenyataan bahwa ia masih bahagia setelah debut, dan itu membuatnya insomnia.
“Kau tidak tidur?” Jimin tersentak saat mendengar suara itu. Saat ia menoleh, ternyata Jungkook sudah berdiri di sampingnya, ikut menatap bintang. Dan Jimin hanya bergumam sebagai jawaban atas pertanyaannya.
Tak ada yang berbicara. Mereka hanya berdiri sambil memandang kerlap-kerlip bintang yang semakin lama, semakin terlihat banyak. Dan sialnya, Jimin bisa merasakan itu lagi. Degupan jantungnya yang berpacu cepat! Hhh... apa yang harus ia lakukan? Jimin memberanikan diri untuk menatap namja yang berdiri di sampingnya.
“Aku tidak percaya akhirnya kita bisa debut,” ucap Jungkook membuat Jimin lagi-lagi harus menahan rasa keterkejutannya. Dan lagi, Jimin hanya menggumam sebagai jawaban. Tak lama, ia kembali menatap Jungkook.
“Dulu kau bertanya apakah aku benar-benar membencimu, kan?” tanya Jimin. Jungkook menolehkan pandangan puppy eyesnya. Ah... neomu kyeopta.
“Emm... Wae? Aku tahu kau membenciku,” lirih Jungkook. Terlihat raut kesedihan di sana.
Jimin mengangguk cepat. “Benar, aku sangat membencimu!” ujar Jimin.
“Jinjja? Waeyo?” suara Jungkook meninggi. Ia tidak bisa menerima pernyataan bahwa ternyata selama ini Jimin benar-benar membencinya. Haruskah ia menangis? Semua hyundeul sangat menyayangi Jungkook. Tapi kenapa dengan Jimin? Apakah dia masih marah karena masalah Yeon Hee noona? Seharusnya Jungkook yang marah karena Jimin pernah menonjok hidungnya hingga berdarah. Geundae, kenapa dia yang jadi membenci Jungkook?
Jimin mengulurkan tangannya dan mengusap pucuk kepala Jungkook dengan lembut. “Aku membencimu.... karena kau telah membuatku menyukaimu Jeon Jungkook...”
“M-Mwo?????”
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~FIN~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
.
.
.
.Hollaaa haha. Akhirnya ini ff gaje berakhir juga :v Sumpah ini gak nyadar kalo part 8 kependekan. mana endingnya maksa lagi u,u
yaudah lah yaa yang penting ni ff udah kelar, jadi utang author juga kelar :v Well, thankyou yang udah baca ataupun yang cuma ngelirik doang. Kritik dan sarannya sangat saya harapkan^^
See you my blog~ mumumu :*

0 komentar:

Posting Komentar

 
©Suzanne Woolcott sw3740 Tema diseñado por: compartidisimo