Selasa, 25 April 2023

TERIMA KASIH

 


TERIMA KASIH 


oleh: Just Phantom


Sempat kukira, jika semestaku akan berakhir kala itu juga


Di mana hati,

raga,

serta pikiran,


sudah tak mampu lagi untuk bangkit.


Tak mau untuk hidup,


Tak mau untuk bernapas,


Dan tak ingin menyelami lautan luas,

yang orang-orang sebut sebagai realita.


Mereka bilang,

"Apa hebatnya berimajinasi?"

"Apa gunanya mengarang cerita yang penuh dengan kepalsuan?"


Mereka tidak tahu saja, 

jika ada pesan, harapan, serta perasaan yang aku sisipkan ketika merangkai kata.

Dan mereka tidak tahu, 

bila rangkaian imajinasi itu 

bisa membuatku tetap waras.


Masih bisa kuingat,

betapa kacaunya aku kala itu.


Aku adalah setumpuk asa dan impian yang sempat ingin menjunjung bendera kekalahan.


Namun, "menapaki garis mundur"

bukanlah sesuatu yang aku mau.


Kasih sayang Tuhan,

uluran tangan yang selama ini aku nanti-nantikan


Akhirnya, mempertemukanku dengan sebuah rumah baru


Habits, terima kasih.

Berkatmu... aku jadi memiliki tempat untuk bernaung

Aku bisa memiliki pandangan baru tentang dunia

Di mana saat realita pahit itu kembali menghantam,

Aku sudah bisa berkata, 

bahwa aku tidak apa-apa

bahwa aku, tidak sendirian.

Dan aku, bisa menjadi sosok yang lebih kuat dari sebelumnya.

Review Film : 47 METERS DOWN UNCAGED (2019)

 


Wow~ it’s been along time i don’t up any article on this site! I’m so sorry, guys.

Rasanya udah lama banget aku gak post apa-apa di blog aku, padahal banyak banget film bagus yang udah aku tonton tapi gak sempat aku tulis review-nya di sini. Tau-tau udah menginjak tahun 2023 aja.

So how are you doing?

Kali ini aku habis nonton salah satu film yang cukup mendebarkan, dan sangat recommended untuk kamu yang suka sama nuansa thriller.

47 Meters Down Uncaged!

Salah satu film yang mengusung tema diving atau menyelam, dan ya... semua akan dibuat menegangkan dengan kehadiran makhluk laut yang siap memangsa kamu di kedalaman yang begitu gelap.

Bercerita tentang seorang remaja bernama Mia, film ini dimulai dengan adegan Mia yang menyelam ke dalam kolam untuk mengambil tas dan beberapa barang yang berceceran. Mia dibully oleh geng di sekolah tersebut. Di sisi lain, Sasha yang berstatus sebagai saudara tiri Mia tampak tidak peduli sama sekali dan menganggap Mia bukanlah saudaranya.

Hubungan Mia dan Sasha ketika di rumah juga tidak begitu akur. Namun, ayah dan ibu mereka selalu berusaha mencairkan suasana. Ayahnya yang bekerja sebagai arkeolog bawah air membicarakan tentang situs terowongan baru yang ia temukan. Dia juga memberikan patahan gigi ikan hiu yang ia temukan kepada Mia yang mana mereka menganggap itu adalah penemuan keren.

Untuk membuat hubungan saudara tiri itu kembali akur, ayah dan ibunya berinisiatif untuk memberikan mereka tiket wisata kapal dengan akuarium yang melintasi lautan. Sasha yang sudah memiliki janji dengan teman-temannya terpaksa membatalkan janji tersebut.

Singkat cerita, ketika mereka tiba di tempat wisata, Mia bertemu kembali dengan Catherine dan geng perundungnya. Namun, dua teman Sasha yaitu Nicole dan Alexa datang menjemput dengan membawa mobil.

Sasha yang tidak ingin Mia dirundung pun membawa saudara tirinya untuk bermain bersama mereka.

Ternyata, Alexa membawa mereka ke sebuah danau terpencil yang indah. Di bawah danau sana sudah ada peralatan diving yang disiapkan oleh ayah Mia sebelumnya. Alexa juga bercerita jika ia pernah ke sini bersama Ben—kekasihnya. Ben sendiri adalah salah satu orang yang bekerja sama dengan ayah Mia.

Mereka berempat bermain air di danau, sampai salah satunya berinisiatif untuk mengajak menyelam. Mia yang tadinya menolak pun akhirnya luluh karena paksaan mereka. Niatnya, mereka hanya akan menyelam sampai pintu pertama dari terowongan. Berbagai peninggalan kuno (xibalba; they said)), seperti patung dan relief sejarah membuat keempat gadis remaja itu takjub.

Kekacauan terjadi ketika Nichole menyadari ada sesuatu yang bergerak di sudut lain gua. Karena Nichole adalah tipe gadis pemberontak, dia mengejar benda itu dan menemukan seekor ikan yang buta. Jujur aku lupa namanya, tapi ketika Nichole ngasihin jari telunjuknya ikan tersebut tiba-tiba berniat menggigit.

Nichole yang terkejut tak sengaja membentur tiang dan membuat tiang batu di dalam gua itu roboh. Kebayang kan, lagi nyelam terus tiang roboh dan debu jadi menyebar ke mana-mana?

Dari situ pula teror pun dimulai. Ikan hiu putih yang entah datang dari mana tiba-tiba muncul dan berusaha mengejar mereka.

Akses jalan untuk kembali pulang tak bisa mereka lewati. Mereka terjebak di dalam gua dan berusaha mencari jalan keluar dengan stok oksigen yang semakin menipis. Jalan buntu dan serangan hiu tak lantas membuat mereka putus asa. Mereka berusaha mencari jalan keluar walau mereka tahu satu persatu akan menjadi mangsa dari makhluk laut yang menyeramkan.


Jumat, 31 Desember 2021

Review: EXTREME JOB (2019)


Jujurly, aku menyesal kenapa baru tahu film ini di penghujung tahun 2021.

Secara ini film rilisan tahun 2019 dan dapat penghargaan dan gue ngga tau! *cry*


Extrem Job ini menceritakan tentang: 

sebuah tim detektif narkotika menyamar di restoran ayam goreng untuk mengintai geng kejahatan terorganisir. Tapi hal-hal berubah tak terduga ketika resep ayam para detektif tiba-tiba mengubah restoran kumuh menjadi restoran terpopuler di kota. (Cr.google)



Mengusung genre crime-komedi, film ini berhasil bikin ketawa dari awal sampai akhir.   Dimulai dari Detektif Jang dan Chief Go yang bergelantungan di depan jendela, sampai eksekusi penangkapan para pengedar narkotik, semuanya dikemas menggunakan humor yang epik.


Jika harus ngasih rating, film ini dapet 10/10 sih.


Scenes favorit adalah saat para detektif beralih profesi mengelola restoran ayam. Di sini mereka bener-bener solid. Kecuali satu orang yaitu tokoh Young-ho yang merasa kalau kegiatan mereka itu udah melenceng jauh dari tujuan.


Buat kalian yang ngabisin malam tahun baru sendiri, mending nonton film ini deh. Selamat tertawa!✨

Review: The Silent Sea (2021)

 


Waw, gak nyangka besok kita sudah memasuki tahun 2022 yeorobun!

Di penghujung tahun 2021 ini, Netflix kembali memanjakan pemirsa dengan series-nya yang keren banget.

Yap, siapa yang gak tahu drama terbaru "The Silent Sea"?


Berjumlah sebanyak delapan episode, series yang diperankan oleh Gong Yoo dan Bae Doona ini berhasil mendapat tempat di hati penonton, lho.


Series ini mengisahkan tentang semakin berkurangnya pasokan air di bumi. Karena alasan itu, para astronot diberi misi untuk mengambil sampel ke Pangkalan Balhae yang berada di bulan. Sayangnya, pesawat mereka mengalami kerusakan dan mereka banyak menemukan kejanggalan saat berada di Pangkalan Balhae. 


Rating 9/10. 


Jujur, pertama kali lihat iklannya aku langsung nungguin series ini rilis. Soalnya aku bingung banget kehabisan tontonan dan memang The Silent Sea ini membayar semuanya. Worth it sekali.


Mungkin banyak yang bilang ceritanya biasa aja atau plot nya ketebak. Tapi menurutku pribadi, ceritanya bagus dan tokoh utamanya kuat. Apalagi efek-efek yang mereka pake di sini. Pokoknya seru deh.


Memang pas di episode awal-awal, alurnya kayak slow burn. Agak lambat, tapi tetap bikin penasaran. Semakin ke sini, konflik dan intensitasnya semakin meningkat menurutku.


Pengkhianatan dan kecelakaan tidak bisa dihindari saat Dokter Song dkk berada di Pangkalan Balhae. Satu persatu misteri terkuak. Di sini seolah diuji banget kesabaran mereka.


Teknologi yang digunakan juga canggih banget. Gak habis pikir wkwkwk. Apakah beberapa puluh tahun ke depan teknologi bumi bisa kayak gitu juga?


Pokoknya, I highly recommend it. Kalian harus nonton karena ini seru bangettt.


Last, sampai sekarang masih penasaran banget itu manusia nyiptain Pangkalan Balhae gimana dah? TT


Senin, 08 November 2021

Review : Girl From Nowhere

 


Khob khun ka~

Para penggemar series Thailand pasti udah gak asing dong sama drama “Girl From Nowhere” ini. Apalagi kalau kamu memang penggemar genre horor, salah satu series Thai ini gak akan luput dari list tontonan kamu.

Dibintangi oleh Chicha Amatayakul, series netflix ini sukses dengan jalan cerita dan tokoh utamanya yang bernama Nanno. Setelah sukses dengan season 1, Girl Frow Nowhere kembali lagi bersama season 2 yang lebih mengerikan.

Setiap episode memiliki jalan cerita yang berbeda-beda. Namun tokoh Nanno ini datang untuk membalas dendam. Kalau diibaratkan, Nanno ini bak perwujudan karma bagi orang yang melakukan kejahatan.

Untuk season pertama cukup menegangkan dan penuh plot twist, akting Chicha juga keren banget di sini. Apalagi ketawa khas-nya, pasti terngiang terus di telinga penonton.

Yang mau aku bahas di sini adalah season 2. Yang manaaa, di season dua ini alur ceritanya lebih kejam dan mengganggu. Bisa dibilang sih, banyak adegan menjijikan.

Episode satu aja udah disuguhi sama keanehan pria yang bisa mengandung. Sedikit spoiler, banyak scene yang ditampilkan lumayan eksplisit yang bisa menyebabkan perasaan kita terganggu. Kayak adegan muntah yang gak disensor, adegan berdarah-darah, dan lain-lain.

Selain itu, sebagian episode dari series Girl From Nowhere ini ternyata diangkat dari kisah nyata. Rata-rata terinspirasi dari kasus yang menimpa para siswa di Thailand.

Kalian inget kan kalau di season 2 ada episode yang judulnya “Minnie and The Four Bodies”? Nah ini tuh katanya terinspirasi dari salah satu kasus remaja di Thailand. Minnie and The Four Bodies ini menceritakan seorang remaja kaya raya yang mengalami kecelakaan mobil dan menyebabkan teman-temannya meninggal karena tertabrak. Di series korbannya ada empat, gengs. Kalau aslinya, kasus ini tuh korbannya ada sembilan orang. Bayangin betapa gemparnya warga Thailand pada saat itu.

Lalu, ada satu episode yang paling aku gak suka di season 2, yaitu episode “Sotus”. Ini tuh menceritakan tentang sistem ospek bagi siswa baru yang amat-amat kejam. Mulai dari pelecehan secara verbal sama fisik tuh ada. Pokoknya, disgusting banget. Miris banget sistem ospek zaman dulu :’(

Nah, yang membedakan season 1 dan 2 ini adalah, kalau di season pertama Nanno hanya membalaskan dendam sendirian, di season 2 ini ada sosok Yuri, gadis yang sama-sama membalaskan dendam tapi dengan cara yang lebih kejam.

Yuri juga menganggap bahwa Nanno sudah tidak mampu menjalankan tugasnya dengan baik, makanya Yuri nyari partner in crime baru. Tapi kalau Girl From Nowhere season 3 rilis tanpa kehadiran Nanno, kayaknya bakal gak lengkap banget gak sih?

Overall, ini menjadi salah satu serial Thai favorit aku, dan semoga aja Girl From Nowhere berencana untuk ngeluarin season 3 nya!^^


Selasa, 19 Oktober 2021

Review Film ALIVE (2020)

 


Film yang bercerita tentang zombie memang mengambil tempat tersendiri di hati masyarakat. Berbagai jenis zombie, dari mulai yang cantik, yang banyak humornya, sampai yang paling menyeramkan sekali pun, pasti dapat diterima oleh masyarakat dengan baik; khususnya untuk para penggemar film horor.

Alive sendiri merupakan salah satu film besutan Korea Selatan yang digarap oleh Cho Il-hyung.  Diperankan oleh Park Shin-hye dan Yoo Ah In, film ini berkisah tentang seorang gamer dan seorang perempuan yang terjebak di apartemen di tengah virus yang menginfeksi masyarakat.

Gejala serangan virus tersebut diawali dengan mata kemerahan dan mengeluarkan darah. Lama kelamaan, orang yang terinfeksi akan kehilangan kendali dan berubah menjadi zombie.

Oh Joon-woo yang tinggal sendirian di rumah, terpaksa harus bertahan hidup di tengah kekacauan ini. Dia menghemat air dan makanan, mendokumentasikan pengalamannya dalam bentuk video, serta menunggu atau memikirkan cara bagaimana agar dia bisa terhubung dengan internet.

Di tengah keputusasaan itu, Joon-woo dipertemukan dengan Kim Yu-bin, seorang gadis yang tinggal di seberang gedung apartemennya.

Karena merasa tidak aman tinggal sendirian, dan merasa hanya tinggal mereka berdua yang tersisa di kota itu, Joon-woo dan Yu-bin berinisiatif untuk bertemu. Mereka melewati ratusan zombie untuk bernaung di tempat yang sama.

Secara keseluruhan, film ini cukup menyenangkan untuk ditonton. Akting Park Shin-hye juga gak perlu ditanya lagi. Selain itu, ada beberapa scene yang berhasil membangkitkan rasa humor. Sayangnya, di sini tidak dijelaskan lebih detail bagaimana orang-orang itu bisa berubah menjadi zombie.

Kayak seharusnya, virusnya berasal dari apa, atau proses awalnya gimana, bakal lebih greget kalau itu semua dijelaskan. Tapi memang di film ini, produsernya lebih fokus menceritakan bagaimana para penyintas itu bertahan hidup. Dan ... menurutku sound zombienya terlalu berisik banget. Mungkin itu salah satu hal yang ditonjolkan di film ini ya. Karena keributan si zombienya ini berhasil bikin gak nyaman wkwkwk.

Btw, enaknya nonton film apa lagi ya?

House of Secrets : The Burari Deaths (2021)

 


Beberapa hari yang lalu ketika aku lagi scrolling timeline Twitter, ada sebuah thread yang viral dan itu berhasil menarik perhatian aku.

Setelah dilihat, ternyata pemilik akun itu menceritakan sebuah film dokumenter terbaru besutan netflix yang berjudul “House of Secrets: The Burari Deaths”.

Banyak cuitan teman-teman Twitter tentang film tersebut. Ada yang beropini, ada yang ngedumel, ada pula yang diskusi. Karena penasaran, akhirnya aku memutuskan untuk nonton ini juga.

Terdiri dari tiga episode, film dokumenter ini menceritakan sebuah kasus yang terjadi di New Delhi, India. Di mana, kasus ini merenggut seluruh nyawa keluarga yang berjumlah 11 orang.

Bayangin aja tuh, sebelas orang mati dalam satu malam. Pertanyaannya, did they suiciede? Or did they killed by someone?

Di episode awal, aku gak punya clue sama sekali ini kasus bakal mengarah ke mana. Salah satu tetangga terdekat bilang kalau dia pertama kali nemuin, tapi pintu keluarga Burari itu ga dikunci. Aduh gimana ya bahasanya. Pokoknya, si tetangga ini ngecek ke dalam rumah keluarga Burari dan boom! Dia menemukan satu keluarga dalam keadaan tergantung. Kecuali sang nenek, dia terbaring di sisi lain kamar.

Aku tuh jarang banget, bahkan mungkin ga pernah lagi nonton film dokumenter setelah dulu nonton Paranormal Activity. Tapi House of Secrets ini kasusnya bener-bener gila, guys. Aku pas nonton sampe gak bisa berkomentar apa-apa. Saking aneh dan bingungnya, dan kayak ... “KOK BISA GITULOH?”

Buat temen-temen yang struggling, yang lagi berada dalam kondisi sulit, aku saranin jangan nonton ini deh. Karena ini lumayan berimpact banget buat mental :”

Nah awalnya aku percaya kan ketika mereka “katanya” melakukan hal tersebut demi ritual. Karena setauku, India itu agak kentel ya sama kepercayaan leluhur mereka. Terus bagaimanapun, sebagai seorang yang beragama, I do believe in something magical and supernatural. Tapi semakin ke sini, berbagai pihak baik itu dari kepolisian, wartawan, tim forensik, kerabat, tetangga, semuanya memberikan penjelasan yang membawa kasus ini ke bawah titik terang.

Satu anggota keluarga yang bernama Lalit, disimpulkan sebagai akar dari semua kejadian ini. Dengan kesaksian dari sahabatnya, serta bukti buku diari yang ditulis dari tahun 2007 hingga 2018 sebelum kematian terjadi, para penyelidik menyimpulkan hal tersebut kepada Lalit.

Di sini, para pihak yang melakukan investigasi tersebut ingin menawarkan apa yang mereka temukan kepada masyarakat, dan teori-teori yang memungkinkan “kenapa sebelas orang ini bisa kehilangan nyawa”. Pada saat itu, banyak penduduk yang tidak ingin menerima opini tersebut. Tapi menurut aku, teori-teori yang mereka tawarkan lebih masuk akal. Psikosis yang mungkin terjadi pada Lalit ini bisa sangat-sangat berbahaya. Sayangnya, mungkin masyarakat terlalu mengaitkannya dengan hal mistis. Apalagi, media-media India pada saat itu lebih mengejar sensasi beritanya daripada keakuratan fakta.

Kenapa aku setuju dengan teori yang diberitahukan oleh para pihak yang diwawancara? Jujur aku gak terlalu paham masalah gangguan mental dan sejenisnya. But I know psikosis. Aku tahu istilah imajinasi, ilusi, dan halusinasi. Ibaratkan, ketika aku stres atau drop aja banyak hal yang tiba-tiba aku pikirin dan terkadang pikiran itu seolah menjelma menjadi bisikan. Apalagi jika itu psikosis?

Nah gimana jadinya kalau seorang penderita psikosis, gak pernah konsul ke psikiater sama sekali, dan lama-lama gangguan yang ditimbulkan semakin parah?

That’s why, if something bothering your mind, at least please talk to someone or consult a doctor. Jangan ngerasa malu, jangan ngerasa dianggap gila, karena kesehatan mental kita itu benar-benar penting, guys.

Terakhir, aku cuma berharap bahwa anggota keluarga Burari ini bakal dapet tempat yang lebih indah, dan keadilan yang lebih baik di alam sana. God Bless~


Minggu, 03 Oktober 2021

Review Film: LOVE and MONSTERS (2020)


Film Love and Monsters ini, mengisahkan tentang seorang remaja bernama Joel Dawson yang telah hidup bersembunyi di bungker karena dunianya telah diambil alih oleh hewan yang bermutasi menjadi monster. (kincir.com)

Diperankan oleh Dylan O’Brien, film sukses menarik perhatian para penggemar, apalagi yang sebelumnya udah nonton Teen Wolf sama The Maze Runner.

Seperti dari judulnya sendiri, kisah ini tak jauh dari kata cinta sama monster. Yang mana, Joel Dawson nekat untuk berpetualang di permukaan atau daratan, demi menemui kekasih lamanya yang bernama Ami.

Di tengah perjalanan, Joel bertemu seekor anjing bernama Boy, monster-monster mutasi dari serangga dan hewan lainnya, juga seorang pria tua dan gadis kecil. Berlandaskan perasaan cinta yang masih tersisa, Joel rela mempertaruhkan nyawa untuk melawan monster-monster yang ia temui demi menemui mantannya, Ami.

Jadi ... film ini tuh konfliknya kayak simpel banget dan ada humornya. Dari segi visualisasi monster, semuanya keren. Tapi kalau misalkan kejadian di dunia nyata, ya bayangin aja betapa seremnya ratusan atau bahkan jutaan insecta berubah jadi monster? Kalau aku, mana bisa bertahan di dunia kayak gitu wkwkwk.

Selain itu, alasan Joel pengen nemuin Ami tuh kayak aduh sepele banget. Cuman ya karena film ini genrenya ada humornya juga, hal itu jadi bikin menghibur.

Ada satu scene yang indah banget di film ini, yaitu ketika Joel dan anjingnya, Boy, bertemu salah satu robot Mav1s di hotel. Itu visualisasi langit malamnya indah banget deh, kayak di dunia fantasi, kalian harus nonton!

Last, aku lebih suka kemistri yang terbentuk antara Joel sama Boy daripada Joel sama Ami. Wkwkwk, I’m sorry Ami :(

 

Jumat, 24 September 2021

SQUID GAME : Permainan Anak-anak yang Merenggut Nyawa! (Review)


Ini dia salah satu serial netflix terbaru yang berhasil mencuri perhatian. Squid Game, dari judulnya aja udah aneh dan bikin penasaran, kan? Ditulis serta disutradarai oleh Hwang Dong-hyuk, series ini sukses menjadi pembicaraan di kalangan netizen. Pasalnya, drama ini banyak sekali menyajikan adegan kekerasan yang berdarah-darah, dan berhasil mengalahkan rekor drama thriller ‘Sweet Home’.

Mengisahkan tentang ratusan orang dewasa yang terlilit utang besar, sebuah kelompok misterius menawari mereka untuk berpartisipasi bermain game, dengan hadiah uang sebesar 45,6 miliar won untuk pemenang. Seong Gi-Hun (Lee Jung-Jae), yang memiliki kesulitan dalam mencari uang, terpaksa berpartisipasi ke dalam game tersebut. Tak disangka, dia malah dipertemukan dengan sahabat masa kecilnya, Cho Sang-Woo (Park Hae Soo) di area permainan. Selain itu, Seong GI-Hun dipertemukan kembali dengan gadis yang mencopet uangnya dari hasil kemenangan taruhan pacuan kuda.

Dengan total 456 peserta, permainan tradisional anak-anak Korea Selatan yang harusnya dimainkan penuh suka cita, malah berakhir dengan melayangnya ratusan nyawa.

So... let's see my opinion~

Pertama, drama ini bakal masuk ke dalam list favorit, karena Squid Game ini menyajikan adegan-adegan yang brutal dan it’s very satisfying. Kedua, apakah aku berniat untuk nonton ulang dalam jangka waktu dekat? I don’t think so, karena selama nonton ini, memang ada beberapa adegan atau dialog karakter yang mengandung humor. Tapi, adegan yang disturbing-nya juga banyak menurutku. Secara mental, itu sedikit mengganggu sih sebenernya. Adegan brutal dan mengerikannya memang banyak, tapi buat aku, itu kayak memang harus ada di drama ini dan jadi poin utama. Justru, beberapa adegan kecil-lah yang menimbulkan perasaan jijik dan tidak nyaman buat aku sebagai penonton. Apalagi pas adegan making up itu, serius deh gak berekspektasi sampai ke situ. Mood gue bener bener anjlok habis liat adegan si gangster ama ahjumma-ahjumma rambut keriting.

Nonton drama ini tuh, kayak pas aku nonton Vagabond sama Sweet Home. Alias, rela begadang demi tau endingnya kayak gimana. Dan ... di sini aku mau cerita gimana tanggapan aku setelah nonton Squid Game ini.

Menurutku, di sini karakter Seong Gi-Hun itu labil, munafik, dan emosian, hehe. Gi-Hun tuh lebih mementingkan harga diri dibanding buat berpikir realistik. Padahal kalau dia nerima uang dari suami baru istrinya, mungkin ibunya bisa dirawat dulu dan persentase keselamatan hidup ibunya bakal lebih tinggi. Lalu, Gi-Hun ini tipe-tipe yang gak bisa move on sama masa lalu. Segala hal dia kenang dan ceritain ke orang lain, yang menurutku itu agak ngeselin. Seperti bagaimana Gi-Hun selalu membesar-besarkan nama Sang-Woo karena dia lulusan SNU, padahal yang lulusan SNU juga manusia dan bisa bikin salah. Di titik ini, aku nggak terlalu suka sama sifat Gi-Hun. Mungkin bagi sebagian orang, Gi-Hun keliatan polos, tapi bagiku enggak. Dia tipe orang yang harus dikasih pengertian biar bisa liat segala sesuatu dari berbagai sudut pandang.

Lalu, aku baru nyadar di episode kelima kalau pemeran Cho Sang-Woo ternyata sama dengan pemeran utama di drama Prison Playbook. Karakter yang dimainin Park Hae Soo bener-bener beda di sini. Gak ada tampang bloonnya sama sekali T~T Keren banget diaaa.

Di sini aku juga suka banget sama karakter Kang Sae-Byeok. Apalagi interaksi dia sama salah satu karakter cewek imut. Sayangnya, ya begitu guys. Wkwkwk. 

Kemudian... ini yang paling nyebelin sih. Karakter seorang polisi bernama Joon-Ho (Wi Ha-Joon), berusaha untuk memata-matai tempat game dilaksanakan. Sekalian dia juga berniat untuk mencari kakaknya yang hilang. Aku kira, Joon-Ho ini bakal punya hubungan penting sama Seong Gi-Hun, tapi ternyata enggak kawan-kawan. Yang bikin aku kesel adalah, perjuangan Joon-Ho berakhir sia-sia. Kayak apa ya, aksi Joon-Ho ini berhasil jadi sorotan di dalam cerita, tapi ... he’s got nothing in the end bruh. It really drives me crazy! Bayangin kalau semisal lu capek-capek ngelakuin observasi atau penelitian terus tiba-tiba perjuangan lu sia-sia? Itu nyebelin banget asli! Menurutku ya, kalau misalkan penulis membuat karakter Joon-Ho jadi beraliansi dengan sekelompok bertopeng ini, gue yakin itu bakal lebih memuaskan dan menimbulkan pro-kontra, wkwkwk. Maksudnya, coba bayangkan kalau Joon-Ho yang berakhir jadi si topeng item. Atau coba bayangkan kalau Joon-Ho jadi tim marketing yang ngegantiin Gong Yoo? Itu bakal lebih menyenangkan buat ditonton loh :) Btw, aku jadi suka sama Wi Ha Joon setelah nonton ini, padahal pas dia main di drama 18 Again, karakternya ngeselin banget.

Terakhir, aku gak akan bosen buat ngomongin sifat karakternya Seong Gi Hun. Karena, Gi-Hun itu pendiriannya labil. Butuh waktu lama untuk mengambil keputusan. Dan keputusan yang dia ambil di akhir menurutku gak terlalu bijaksana. Di dunia yang kejam, seharusnya dia bisa lebih realistis, menurutku.

Buat aku, game favorit di drama ini adalah game yang pertama. Karena di sana bonekanya lucu banget deh serius. Game yang unfav-nya, tentu aja game sebelum permainan final. Itu bikin sport jantung, gue gak sukaaaaa. Selain itu, pertama kali aku nonton ini langsung keinget sama anime yang judulnya Tenkuu Shinpan (High-Rise Invasion). Kenapa? Karena di Tenkuu Shinpan juga pada pake topeng.

Kalau kalian, apa game favorit kalian di drama ini?

Bonus:



Jumat, 17 September 2021

Review Film : LUCA (2021)

 


I was just feel bad after watching Nanno, so I decided to watch some animation movie called “LUCA”. Film produksi Disney dan Pixar ini berhasil menarik perhatian aku beberapa hari terakhir, tapi karena aku mau beresin episode Nanno dulu, jadinya yaa begitu wkwk.

LUCA, mengisahkan tentang monster laut yang menghabiskan musim panasnya di dunia manusia. Dibintangi oleh Jack Dylan Grazer dan Jacob Tremblay, film ini menceritakan petualangan Luca Paguro dan Alberto Scorfano di kota tepi laut Riviera, Italia.

Berawal dari penemuan Luca tentang barang-barang aneh di dasar lautan, Luca akhirnya dipertemukan dengan Alberto yang ternyata sudah berkali-kali menjelajah ke dunia selain laut. Alberto ini punya tempat persembunyian di daratan, yang mana koleksi  barang-barang manusianya dia umpetin di sana.

Berusaha meyakinkan Luca, Alberto akhirnya membawa Luca ke permukaan dan mereka berubah menjadi manusia. Selama mereka kering dan tak terkena air, mereka tidak akan pernah berubah menjadi monster laut kembali.

Suatu waktu, Luca menaruh minat yang begitu besar ketika melihat sebuah poster bergambar Vespa. Dengan alasan vespa yang bisa dipakai mengelilingi dunia, kedua anak ini akhirnya memutuskan untuk berenang dan berpetualang ke dunia manusia di sisi lain pulau hanya demi mendapatkan sebuah vespa sungguhan.

Di tengah perjalanannya, Luca dan Alberto bertemu dengan anak gadis bernama Giulia Marcovaldo dan musuhnya Ercole. Bersamaan dengan datangnya perlombaan Postorosso Cup, Luca dan Alberto secara tidak sengaja bergabung dengan Giulia sebagai tim untuk memenangkan hadiah perlombaan, yang mana hadiah itu akan mereka belikan vespa.

Dan ... film ini bener-bener naikin mood. Humornya lucu banget. Visualisasi keindahan lautannya juga dapet banget. Apalagi jalan cerita yang kompleks, konfliknya tipis-tipis tapi berhasil bikin greget. Awalnya aku kira si Luca ini duyung. Ternyata bukan, guys. Dia punya tangan dan kaki, dan punya ekor buat berenang. Kalau diibaratkan mungkin kayak buaya, ya.

Terus ada satu kutipan yang favorit banget dari Alberto. Singkatnya, kalau di kepala kamu banyak pikiran dan ketakutan atau overthinking bla bla bla, then just say, “Silencio Bruno”. Aku gatau artinya apaan, tapi mereka kocak banget pas bilang kutipan itu :3

Lalu, ada satu konflik di mana aku mendadak kesel sama Luca untuk beberapa menit. Karena berteman dengan Giulia, Luca yang penuh dengan rasa penasaran secara tidak langsung jadi lebih dekat dengan Giulia. Di sisi lain, Alberto yang latar belakangnya gapunya siapa-siapa, berakhir merasa ditinggalkan. Jadi ada kecemburuan sosial, guys. Apalagi pas Alberto ketahuan sama penduduk bahwa dia adalah jelmaan monster laut, ego Luca di sini bikin kesel banget serius.

Don’t call me a kid because I watch this kind of movie. But seriously guys, sometimes you need to refresh your mind by watching cute and funny animated movies. So, I highly recommend this!

 


 
©Suzanne Woolcott sw3740 Tema diseñado por: compartidisimo