Hilang
Oleh:
Annisa Febriyati Sari
(Cr pict: https://mobilepoem.wordpress.com/)
Mataku
terpejam
Jiwaku
membungkam
Kakiku
keram
Aku...
tenggelam
Aku
di sini
Berpijak
pada siluet kelam
Suram...
Kejam...
Allahuakbar...
Allahuakbar... Allahuakbar...
Takbirku
menggema... Menjerit dalam jiwa
Meratapi
setiap rasa... Saat ditinggal... olehnya
Masih
kuingat senyum itu...
Senyum
hangat yang selalu menghiasi bibirmu
Masih
terekam jelas suara itu...
Suaramu,
saat menghibur kepiluanku
Tak
apa.. jika kau tak tersenyum lagi
Tak
apa.. jika kau tak hiburku lagi
Tapi,
di saat kau pergi... Masihkah aku bisa berkata ‘Tak apa’?
Kenangan... begitukah caramu
menyebutnya?
Kenangan... begitukah caramu
memanggilnya?
Jika ya, bisakah kau beritahu aku arti
dari kenangan ini?
Jika bukan, bisakah kau ajari aku... tuk
hilangkan kenangan ini?
Kenangan...
haruskah aku menyebutnya seperti itu?
Sedang
mengenangmu, begitu menyakitkan bagiku
Kenangan...
haruskah aku menyebutnya seperti itu?
Sedang
mengenangmu, menambah kepiluanku
Kini kau menghilang... Meninggalkan
kabut kelam
Menenggelamkanku dalam pertanyaan
Mengapa, Ayah... engkau harus
menghilang?
Garut, 11 Maret 2015
0 komentar:
Posting Komentar