Rabu, 23 Desember 2015

HILANG


Hilang
Oleh: Annisa Febriyati Sari
https://mobilepoem.files.wordpress.com/2012/01/jejak.jpg
 (Cr pict: https://mobilepoem.wordpress.com/)
Mataku terpejam
Jiwaku membungkam
Kakiku keram
Aku... tenggelam
Aku di sini
Berpijak pada siluet kelam
Suram... Kejam...
Allahuakbar... Allahuakbar... Allahuakbar...
Takbirku menggema... Menjerit dalam jiwa
Meratapi setiap rasa... Saat ditinggal... olehnya
Masih kuingat senyum itu...
Senyum hangat yang selalu menghiasi bibirmu
Masih terekam jelas suara itu...
Suaramu, saat menghibur kepiluanku
Tak apa.. jika kau tak tersenyum lagi
Tak apa.. jika kau tak hiburku lagi
Tapi, di saat kau pergi... Masihkah aku bisa berkata ‘Tak apa’?
Kenangan... begitukah caramu menyebutnya?
Kenangan... begitukah caramu memanggilnya?
Jika ya, bisakah kau beritahu aku arti dari kenangan ini?
Jika bukan, bisakah kau ajari aku... tuk hilangkan kenangan ini?
Kenangan... haruskah aku menyebutnya seperti itu?
Sedang mengenangmu, begitu menyakitkan bagiku
Kenangan... haruskah aku menyebutnya seperti itu?
Sedang mengenangmu, menambah kepiluanku
Kini kau menghilang... Meninggalkan kabut kelam
Menenggelamkanku dalam pertanyaan
Mengapa, Ayah... engkau harus menghilang?
Garut, 11 Maret 2015

0 komentar:

Posting Komentar

 
©Suzanne Woolcott sw3740 Tema diseñado por: compartidisimo