Amarah
Oleh:
Annisa Febriyati Sari
Lancang!
Hanya
berani bermain punggung
Menghujam
rusuk, tanamkan ngilu.
Kejam!
Hanya berani bergerombol
Tak pernah mau, satu lawan satu.
Kau
lontar bermacam cibiran
Kau
tusuk aku dari belakang
Sirami
aku dengan cairan tawa
Puaskah
engkau, melihatku terhina?
Ingin aku membalas
Bukan belati, tapi sebuah hunusan pedang
Tuk mencabik ruang udara itu
Menusuk jantung, merobek hati
Berharap setitik belas kasih ....
masih terpendam di dalam sana.
Garut, 22 Januari 2016
0 komentar:
Posting Komentar