Selasa, 29 Juni 2021

Puisi LUPA

 

LUPA

Oleh: Annisa Febriyati Sari


Saat raga tak tahu arah, jiwa mengerut

Tapaki ranjau-ranjau surut

Aku ... terenggut


Raga terkikis oleh dahaga

Terpuruk dalam tirai-tirai dosa

Tersudut dalam bayang-bayang hina

Haruskah kutunggu Izrail tiba?


Kau rengkuh aku dengan kasih

Balut aku dengan cinta

Bodoh! Hati malah bertanya

Apakah Engkau ... nyata?


Tuhan, Rabbi, Illahi ... sebutan apa itu?

Illah, Ghofur, Al-Mulk ... siapakah diri-Mu?

Apakah itu semacam gelar?

Ataukah panggilan semu semata?


Gema suara itu selalu memekakkan

Pagi, siang, sore, bahkan malam

Meraung-raung di dalam kepala

Seakan memanggil, mengajak bercengkrama


Bodoh! Dengan siapa pula aku harus bercengkrama?

Dengan siapa pula aku harus memenuhi panggilan?

Apakah dengan suara-suara itu?

Apakah dengan suara yang menyakiti telinga itu?

 

Arghh ...! Mengapa pula aku berteriak?

Mengapa pula aku menangis?

Tengoklah! Mulut-mulut itu terlalu kejam!

Sorot mata itu terlalu tajam!

Menghakimi yang lain seakan paling benar

Lalu berkata, “Untukmu, Jahannam!”


Sial! Sebutan apa lagi itu?

Apakah itu merupakan sebuah berlian?

Ataukah emas putih yang berkilauan?


Pergilah kau ke neraka! Pergilah wahai pendosa!


Tidak ...! Tidak ...!

Aku tak tahu apa itu neraka, pun tak mengerti akan pendosa

Aku tak tahu apa itu Jahannam! Aku tak tahu, sungguh tak tahu!


Sial! Beginikah cara-Mu menghukumku?

Membuatku lupa akan diri-Mu?

Tuhaaaaan ....

Masih pantaskah kujeritkan kata itu

Sedangkan ku telah lupa siapa diri-Mu?



Garut, 19 Januari 2016

0 komentar:

Posting Komentar

 
©Suzanne Woolcott sw3740 Tema diseñado por: compartidisimo